Suarageram.co – Lembaga sosial kontrol LSM BP2A2N mengkritisi adanya rencana kegiatan diluar kelas atau Study Tour yang akan dilakukan oleh sekolah menengah pertama (SMPN 2) Solear Kabupaten Tangerang Banten pada 22 Mei 2024 mendatang.

Kegiatan yang lebih keren disebut Wisata pendidikan, wisata edukasi, atau widyawisata bisa juga disebut sebagai anjangkarya atau karyawisata itu saat ini menjadi pro kontra ditengah masyarakat.

Pasalnya, selain membutuhkan biaya yang cukup besar bagi para wali murid yang tak mampu, wisata edukasi itu menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah orang tua murid, sebab tak sedikit saat perjalanan Study Tour luar kota kerap mendapatkan musibah hingga nyawa pun melayang, padahal kegiatan itu sudah dilarang.

IMG 20240516 151251
Pintu gerbang SMPN 2 Solear Kabupaten Tangerang Banten.

Direktur Eksekutif LSM BP2A2N Ahmad Suhud mengatakan, berkaca dari banyak insiden kecelakaan bus yang mengangkut para siswa siswi yang tengah melakukan perjalan Study Tour dan kegiatan perpisahan itu tidak sedikit menelan korban nyawa.

“Pihak sekolah jangan beralibi jika ini kemauan anak-anak murid maupun wali murid, karena ini jawaban baku pihak sekolah saat rekan rekan sosial kontrol melakukan konfirmasi ke pihak sekolahan,” ucap Ahmad Suhud, Kamis (16/5/2024).

Kata Suhud, bertahannya budaya ini, maka diduga kuat ada keuntungan dalam kegiatan seperti acara perpisahan dan Study Tour yang diselenggarakan di luar kota yang tentunya merogoh anggaran yang tidak sedikit. Dan hal ini kami temukan di SMPN 2 Solear yang wacananya akan melakukan kegiatan perpisahan kelas di Bandung pada Rabu 22 Mei mendatang dengan biaya sebesar 950 ribu rupiah.

“Wali murid tentu memiliki tingkat ekonomi yang berbeda-beda, pada akhirnya bagi yang tidak mampu tidak bisa ikut, ini kan miris melihat pihak sekolah terkesan memaksa untuk melakukan kegiatan,” terang Suhud.

Menurut analisa pemerhati pendidikan ini, kegiatan seperti ini tidak bermanfaat, bahkan dekat dengan suatu kerugian waktu, materi hingga nyawa jika terjadi kecelakaan, seperti baru-baru ini kecelakaan rombongan siswa-siswi dari Bogor dan di tahun sebelumnya pun terjadi insiden yang sama.

“Kami minta pihak Dinas Pendidikan untuk menghapus budaya yang jauh dari kata mendidik ini, dan jika ada sekolah yang memaksakan diri, maka Dinas Pendidikan harus memberikan sanksi tegas kepada pihak sekolah,” tegas Suhud.

Menyikapi hal itu LSM BP2A2N telah melayangkan surat konfirmasi ke pihak SMPN 2 Solear, dengan surat Nomor : 102/DPD/LSM-BP2A2N/V/2024. Selamat itu ia juga meminta pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tangerang untuk meng audit penggunaan anggaran terkait kegiatan tersebut. (Han)

Editor : Burhanuddin.