Suarageram.co – Pustakawan pertama pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpusda) Kabupaten Tangerang Enjat Sudrajat menyebut bahwa program Sagasapaku (Satu Keluarga Satu Paket Buku) adalah salah satu program literasi yang mendekatkan masyarakat dengan budaya membaca.

Hal itu dikatakan Enjat Sudrajat seusai menggelar acara Talkshow di aula kantor Desa Cikuya Kecamatan Solear Kabupaten Tangerang Banten dengan tema “Bedah Buku” Meningkatkan Kualitas Hasil Karya Penulis, dengan menghadirkan beberapa narasumber.

“Program Sagasapaku ini bagaimana cara bisa menyasar langsung ke masyarakat, dengan harapan dengan program itu menjadi keterbiasaan anggota keluarga itu membaca buku dan nanti menjadi suatu budaya baca,” ungkap Enjat Sudrajat, Rabu (26/7/2023).
IMG 20230726 WA0087
Kata Pustakawan pertama pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tangerang ini, banyak pelayanan perpustakaan yang bisa dilakukan, selain melayani masyarakat di kantor perpustakaan, kita juga melakukan layanan mobile, juga pelayanan buku buku elektronik.

“Penyediaan buku elektronik melalui iTangKap, juga kedepan buku elektronik ini kami siapkan ditempat umum/keramaian seperti di mal, stasiun kereta api,alun alun, berupa kode batang yang ditempel di Tugu Baca, sehingga men-scan kode batang/QR tersebut masyarakat sambil menunggu atau santai bisa baca buku di handphone androidnya,” terang Enjat.

Sementara itu, Dra Masdiana MM Kabid Layanan Pembinaan dan Pelestarian Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tangerang mengaku bahwa kegiatan Sagasapaku ini sudah berlangsung sejak 2021 pertama kali dibuka di desa Sodong namun kegiatan tersebut hanya sebatas launching atau sosialisasi.

“Program ini baru bisa berjalan apabila desa itu sendiri sudah memiliki Perpustakaan dan memiliki anggaran untuk pembelian buku. Jadi desa itu harus punya buku yang dipinjamkan kepada masyarakat, terutama desa yang telah menerima program inklusi sosial dari Perpustakaan Nasional,” ungkap Ana.
IMG 20230726 WA0088
Namun lanjut Ana, melalui anggaran dana desa (ADD) juga bisa menganggarkan untuk Perpustakaan. Dimana kata dia, Desa sendiri harus menyiapkan fasilitasnya dan disesuaikan dengan karakter desanya itu sendiri.

“Kalau karakter desanya itu banyak petani, ya kita harus memperbanyak buku buku tentang pertanian supaya life skill nya berjalan. Buku buku itu kita pinjamkan ke masyarakat, artinya kita menjemput bola demi meningkatkan minat baca masyarakat. Kalau di perpustakaan itu masyarakat yang datang, namun dalam program ini kita yang datang sehingga buku yang ada di perpustakaan itu ada manfaatnya. (Red).