Suarageram.co – Pengelola listrik di Pasar Tradisional Curug, Kabupaten Tangerang, Banten dituding oleh sejumlah para pedagang dan pihak bongkar muat barang telah melakukan kecurangan.

Kepala Pengelola Bongkar Muat pada Pasar Tradisional Curug, Domi mengatakan bahwa dugaan kecurangan itu menyebabkan banyak terjadi korsleting listrik, sehingga beberapa kali menyebabkan kebakaran.

Hal itu kata Domi, karena pihak pengelola listrik sama sekali tidak pernah melakukan pengontrolan. Bahkan, lanjutnya saat terjadi listrik padam, tidak ada pertanggung jawaban sama sekali dari pihak pengelola.

“Dalam waktu setahun yaitu tahun 2022 sempat 3 kali terjadi kebakaran karena kosleting listrik. Pemeliharaannya tidak ada, pedagang cuma ditarikin iuran saja,” kata Domi kepada wartawan, Selasa (4/4/2023).

Selain itu, kata Domi sedikitnya terdapat 12 titik lampu PJU disekitar pasar Curug tidak berfungsi, sehingga dikhawatirkan pedagang dapat mengundang terjadinya kriminalistas akibat kondisi area pasar yang gelap.

“Lampu PJU sekitar pasar saja tidak hidup, kurang lebih sekitar 12 titik. Khawatir terjadi tindak kriminalistas, kalau didiamkan saja,” ucapnya.

Domi menyebut, pengelola listrik padahal telah mengambil keuntungan dengan cara memanipulasi biaya. Dimana, daya 450 wat seharunya per KWH hanya Rp 500 perak, tetapi pedagang diminta sebesar Rp 1,379.

Menurutnya, pengelola listrik mendapatkan keuntungan Rp 21 juta setiap bulannya, dari melakukan kecurangan tersebut.

“Total ada 800 pedagang di Pasar Tradisional Curug, pengelola bisa untung sekitar Rp. 31 juta dengan manipulasi biaya,” terangnya.

Sementara itu, salah satu pedagang cabai di Pasar Curug, Samsuri menambahkan, bahwa pemeliharaan listrik di pasar curug terbilang kurang baik, karena kerap kali terjadi korslet dan padamnya listrik, sehingga dianggap merugikan para pedagang.

“Kami harap, pemeliharaan listrik bisa lebih baik lagi. Karena, sangat berbahaya apabila dibiarkan begitu saja, dan bisa merugikan pedagang,” tandasnya. (Deri).