Suarageram.co – Dampak dari kekecewaan atas pelayanan publik di Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang Banten yang dinilai buruk, aktivis senior asal Jayanti pun curhat kepada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Tangerang Banten pada Rabu (12/4/2023) kemarin.

Dihadapan kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Tangerang, aktivis senior asal Jayanti Saidi mengatakan, pelayanan publik di Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang yang sistem nya dianggap kaku dan berbelit-belit sehingga menimbulkan penilaian buruk bagi publik dalam mengurus kepesertaan BPJS kesehatan BPI.

“Saya sampaikan langsung ke kepala BKPSDM pak Hendar Heriawan, bahwa masyarakat mau bikin kepesertaan BPJS itu berbelit-belit, kaku, kenapa mesti harus seperti itu terkesan pelayanan itu dipersulit,” ungkap Saidi warga asal Jayanti yang juga selaku Sekjen LSM Geram Banten Indonesia, Kamis (13/4/2023).

Menurut Saidi, permasalahan seperti ini sudah amat sering terjadi di Dinas Sosial, oleh karena itu sebagai sosial kontrol ia meminta kepada kepala BKPSDM Kabupaten Tangerang untuk memanggil Kadinsos, Kabid Pelayanan serta mengevaluasi kinerja Dinas tersebut.

“Biar dievaluasi cara kerja anak anak magang di pelayanan Dinsos itu, biar mereka faham sistem dan mekanisme pelayanan yang humanis kepada masyarakat dan lebih manusiawi,” ujarnya Saidi kesal.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Tangerang Hendar Heriawan mengatakan, semoga dengan adanya keluhan masyarakat ini menjadi bahan evaluasi pada Dinas tersebut.

“Untuk bahan evaluasi pimpinan di Dinas Sosial,” ucap Hendar Heriawan saat dikonfirmasi melalui WhatsApp.

Sebelumnya diberitakan, Nuryani warga asal kampung Nanggung RT 004 RW 002 Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang Banten itu, dibikin pusing saat mengurus kepesertaan BPJS kesehatan, selain dibuat berbelit-belit dalam mengurus kepesertaan jaminan kesehatan itu, ia juga dihina oleh petugas pelayanan.

Hinaan itu muncul saat petugas pelayanan di kantor dinas sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang itu meminta nomor selulernya, karena tak memiliki handphone ia dikatain miskin. “Hari gini nggak punya handphone (HP) miskin amat kamu,” (Red).