Suarageram.co – Komisi II DPRD Kabupaten Tangerang, Banten menggelar rapat dengar pendapat (RDP) atau hearing bersama pedagang pasar Kutabumi, Kecamatan Pasar Kemis, Senin (2/10/2023).

Para pedagang menyampaikan beberapa poin dalam agenda tersebut. Diantaranya itu pihak DPRD harus terlibat mengusut tuntas insiden penyerangan Pasar Kutabumi. Yakni dengan membentuk tim investigasi independen.

Kemudian, mereka mendesak jajaran dewan di komisi 2 untuk memberikan rekomendasi pembatalan revitalisasi Pasar Kutabumi.

Selain itu, pedagang juga meminta Pj Bupati Tangerang, Andi Ony Prihartono mencopot jajaran Direksi Perumda Pasar Niaga Kereta Raharja (NKR).

Dan terakhir, mereka menuntut Kapolres Kota Tangerang, Kombes Pol Sigit Dany Setiyono dan Kapolsek Pasar Kemis, AKP. Irfan Abdul Gofar bertanggung jawab karena melakukan pembiaran sehingga terjadi insiden tersebut.

Perwakilan Pedagang Pasar Kutabumi, Prihadi mengatakan pihaknya datang ke DPRD untuk meminta wacana revitalisasi bukan hanya dilakukan penundaan tetapi dibatalkan.

“Kami tidak mau kalau hanya ditunda tetapi dibatalkan revitalisasi,” katanya.

Menurutnya, pembangunan pasar Kutabumi merupakan sabotase dari kelompok tertentu dalam hal ini Perumda Pasar NKR dan PT. SNN yang hanya berfikir keuntungan.

Terlebih, katanya PD Pasar itu menggunakan cara-cara kotor sehingga terjadi penyerangan, pengerukan dan penjarahan.

“Pedagang ini sepakat meminta perpanjangan izin pemakaian ruang dagang,” ucapnya.
IMG 20231002 WA0172
Sementara, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tangerang, Nasrullah Ahmad J. menyatakan insiden berdarah di Pasar Kutabumi secara profesional direksi Perumda NKR harus bertanggungjawab.

“Kami akan memanggil direksi Perumda NKR untuk meminta penjelasan atas peristiwa itu,” tegasnya.

Ia pun turut menyesalkan insiden pengerahan Ormas bayaran tersebut sehingga banyak dari para pedagang mengalami luka dan harus dibawa ke rumah sakit.

Padahal, katanya revitalisasi pasar tidak dapat dipaksakan jika belum adanya kesepakatan dengan para pedagang.

“Jangan sampai para pedagang dipaksakan revitalisasi ternyata pedagang berkeberatan. Kan tidak bagus juga,” tandasnya. (Deri/Red).