Suarageram.co – Camat Cisoka Kabupaten Tangerang Banten Sumartono menyayangkan sikap dan perilaku salah seorang oknum anggota lembaga sosial kontrol yang jual namanya demi uang senilai 5 juta rupiah.
Perilaku yang tidak elok itu dilakukan oleh salah seorang oknum sosial kontrol berinisial FRJ yang meminta uang kepada pengusaha asal Kresek berinisial HBS dengan alih alih kegiatan penunjukan langsung (PL) dari Kecamatan.
Semestinya Kata Camat Cisoka Sumartono, perilaku atau perbuatan seperti itu tidak perlu dilakukan bagi seorang sosial kontrol yang profesional karena itu bisa disinyalir modus penipuan.
Dituding terima fee sebelum mulai kegiatan penunjukan langsung (PL), Camat Cisoka menanggapi dengan santai, kata dia, seharusnya FRJ malu, sebab tuduhan itu meskinya buat dia sendiri.
“Dia sendiri yang meminta-minta uang kepada para pemborong dengan modus jual nama saya, saya masih simpan kok chat nya, mengirimkan foto ke saya sedang bersama salah satu pengusaha dan dia chat ke saya meminta saya agar menghubungi pengusaha tersebut biar memberikan uang kepada dia sebesar 5 juta rupiah dengan alasan lagi butuh duit untuk perpanjang SK, dan saya nggak respon, emang saya anak kecil di suruh seperti itu, sampai saya tegur dia agar tidak berprilaku seperti itu, jual nama Camat,” ujar Camat Cisoka Sumartono, Sabtu (9/3/2024).
Tak berselang lama sambung Sumartono FRJ kembali kirim pesan WhatsApp lagi, ia mengabarkan bahwa dirinya sudah menerima uang senilai 5 juta rupiah dari pengusaha HBS.
“Kata dia, saya sudah ambil uang 5 juta dari HBS. Saya pun kaget dan langsung membalas pesan WhatsApp nya, “Saya tidak memerintahkan, waduh terlalu,” ujar Camat Cisoka Sumartono.
Atas persoalan itu, Sumartono langsung menghubungi HBS dan menjelaskannya.
“Saya sudah menjelaskan juga ke pemborongnya,” tandas Sumartono.
Lebih lanjut dia mengatakan, terkait beberapa kegiatan di lingkup nya belum lama ini katanya telah mengadakan wisata religi dengan para ulama dan umaro, juga peningkatan seni dan budaya terutama mencari story cisoka, peningkatan UMKM.
“Mulai dengan pendataaan, penanganan stunting dengan pemberian makan tambahan, Gerakan Sayang Ibu, melakukan pembinaan dapur dahsyat, penanaman cabe di tiap halaman , pengembangan giat posyandu, pengembangan olahraga di kaum pemuda melalui organisasi kepemudaan, pengintegrasian para ormas terhadap tujuan pembangunan Cisoka,” terang dia.
Saat dikonfirmasi secara terpisah pengusaha asal Kresek berinisial HBS pun menyesalkan perbuatan FRJ, ia mengatakan bahwa pengusaha dengan sosial kontrol merupakan mitra, namun tak elok juga jika harus membohongi dan menjanjikan suatu kegiatan PL yang belum pasti, apalagi dengan menjual nama pejabat publik.
“Kita kan bermitra dengan lembaga sosial kontrol, dengan media, mestinya jujur aja, selagi kita bisa bantu insyaallah kita bantu, kalau sudah seperti ini, kita sendiri yang malu,” imbuh HBS. Dengan begitu HBS berharap hal semacam ini jangan terulang kembali. (Han)
Editor : Burhanuddin.
Tinggalkan Balasan