Suarageram.co – Puluhan warga kampung Barahat Desa Cikareo Kecamatan Solear Kabupaten Tangerang Banten menolak adanya tempat penangkaran atau penggemukan sapi di wilayah nya.

Warga yang merasa tak nyaman dengan aktivitas penggemukan sapi itu melakukan aksi unjuk rasa dan membentangkan spanduk penolakan di depan lokasi penangkaran, Minggu (9/6/2024).

Solihin salah satu tokoh masyarakat masyarakat setempat mengatakan, selain menimbulkan aroma yang tak sedap, limbah kotoran dari proses penggemukan sapi merusak saluran air irigasi akibatnya terjadi pendangkalan aliran air. Hal itu menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan hidup.

“Sudah bau, pendangkalan saluran air irigasi hingga ketinggian 1 meter,” ungkap Ustadz Solihin kepada awak media di lokasi aksi.

IMG 20240609 123327
Warga kampung Barahat Desa Cikareo Kecamatan Solear Kabupaten Tangerang Unjuk Rasa Tolak Penangkaran Sapi

Selain pendangkalan aliran irigasi, pencemaran air pun terjadi, kata Solihin air berubah warna coklat juga bau.

“Limbah kotoran yang keluar itu berwarna coklat, bau lagi, ini sudah pencemaran air dan udara,” ujarnya.

Menurut keterangannya, keberadaan kandang penggemukan sapi ini sudah berlangsung lama, sudah 4 tahun berlalu, dan jumlah hewan berjenis sapi pun sudah over kapasitas.

“Ini sudah melebihi kapasitas, kurang lebih sudah mencapai 100 ekor,” terang dia.

Lebih lanjut Solihin mengatakan, atas persoalan itu pihak warga desa pemerintah setempat melalui RT RW, Jaro, Kades dihadiri oleh Binamas, Babinsa sudah pernah melakukan musyawarah untuk mengatasi persoalan tersebut, namun oleh sang pemilik yang diketahui bernama Firman itu slow respon.

“Tidak ada titik terang dalam penyelesaian masalah pencemaran lingkungan ini. Kalau kompensasi kepada warga hanya sebatas sembako, itu pun ada ketika masyarakat mulai protes baru ada perhatian, jadi kami anggap itu tidak sesuai dengan dampak yang kami rasakan, jelasnya.

Dengan tegas, ia bersama warga menolak keras keberadaan kandang penggemukan sapi tersebut. Terpantau di lokasi sejumlah spanduk yang bertuliskan kecaman serta penolakan warga

Sementara itu Kepala Desa (Kades) Abdul Azid membenarkan adanya aksi penolakan warga terhadap keberadaan kandang penggemukan sapi di wilayah Kampung Barahat Desa Cikareo.

Ia menyebut, bahwa protes dan penolakan warga sudah pernah dilakukan bahkan mediasi atau musyawarah pun sudah pernah dilaksanakan namun sang pemilik tak responsif.

“Sudah beberapa kali dilakukan musyawarah namun tak ada tindakannya, masih ngeyel aja, pemiliknya kurang kooperatif sudah beberapa kali saya sampaikan,” ungkap Kades Abdul Azid saat dikonfirmasi.

Kata Azid, 2 Minggu yang lalu pihak Kecamatan Solear pun sudah memanggil pemilik kandang sapi.

Disinggung terkait izin operasional dan lingkungan, kades Azid belum mengetahui soal perizinannya.

“Yang saya ketahui nggak ada,” tandasnya.

Kendati demikian pihak pemerintah Desa akan melakukan mediasi kembali dengan melibatkan pihak Pemerintah Kecamatan Solear juga TNI Polri serta tokoh masyarakat setempat. (Han)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor : Burhanuddin.