Suarageram.co – Suasana diruang Sekda Kabupaten Tangerang sedikit memanas saat 15 orang perwakilan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang menemui Sekda bersama Kadisnaker dan Kabid HI Disnaker Kabupaten Tangerang untuk melakukan dialog sebagai bentuk klarifikasi atas pernyataan pihak Disnaker yang dinilai melukai marwah organisasi sosial kemasyarakatan.

Diketahui pernyataan sang Kabid HI Disnaker Desyanti itu menuding LSM dan Ormas sebagai pemicu banyaknya perusahaan di Kabupaten Tangerang yang merasa tak nyaman sehingga berdampak pada hengkangnya dan berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan.

Imbas dari pernyataan itu membuat kegaduhan dan sontak para pegiat sosial kontrol menjadi murka, bahkan Sekda Kabupaten Tangerang Moch. Maesyal Rasyid pun terpancar diraut wajahnya marah saat dialog tersebut.
IMG 20230627 WA0036
Terlebih lagi kata Direktur Eksklusif LSM BP2A2N Ahmad Suhud, saat Sekda menanyakan berapa banyak perusahaan yang tak nyaman atas keberadaan LSM dan Ormas. Pihak Disnaker tak bisa menjawab tudingan itu, Sekda pun meminta Kabid HI Disnaker Desyanti untuk keluar minta maaf kepada massa aksi unjuk rasa.

“Kamu keluar minta maaf,” ujar Suhud mengutip perintah Sekda marah.

Selain itu lanjut anggota ALTAR ini, suasana awal pun sudah terasa tegang saat Kabid HI Disnaker Desyanti menunjuk dan murka terhadap salah satu anggota lembaga karena ada persoalan pribadi atau personal. Selain itu Desyanti juga menyayangkan terhadap salah satu LSM dan Ormas yang ia menilai sudah berdamai namun masih melakukan tuntutan aksi.

Kendati demikian H. Alamsyah MK ketua umum LSM Geram Banten Indonesia mengapresiasi atas kekompakan dan kebersamaan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dalam menjaga marwah dan harga diri lembaga dan organisasi.

“Kalau bicara marwah adalah harga diri, dan itu harga mati, dan disisi lain UNRAS ini bisa kita ambil hikmahnya sebagai ajang silaturahmi akbar,” pungkas Alamsyah. (Red).