Suarageram.co – Kepala Desa (Kades) Carenang Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang Banten Eris Risharyadi menduga ada oknum yang sengaja menunggangi dibalik ketegasan nya soal kegiatan pokok pikiran (Pokir) anggota DPRD Kabupaten Tangerang yang masuk ke wilayah nya.
Hal itu diketahui berdasarkan pengakuan seorang ibu yang ikut serta mendatangi kantor Desa Carenang pada Selasa (6/8/2024) kemarin.
Dikutip dari rekaman percakapan seorang ibu warga Desa Carenang itu, ia mengaku tak tau persis persolan nya, menurutnya, dia diajak seseorang untuk ikut klarifikasi terkait ada dugaan penolakan bantuan.
“Saya diajak pak aji Pulo Gede ke Desa ada rapat bantuan bedah rumah, katanya, itu pak lurah ada penolakan bantuan, kok gitu, kita mah ada bantuan mengharap aja,” ujarnya ujarnya wanita itu melalui sambungan telepon, dikutip Rabu (7/8/2024).
Namun dalam rekaman itu juga, sang ibu tersebut dengan tegas tak mengetahui pokok persoalannya, ia pun menganggap hal tersebut hanya isu saja.
“Kita mah orang bodoh, diajak rapat mah, hayo aja. Masa iya si lurah seperti itu, apa hanya isu doang kali, apa ada yang sirik kali,” ujarnya dalam percakapan itu.
Menyikapi informasi itu, Eris Risharyadi mengaku geram, ia bilang ada orang yang gerah dan sengaja membuat gaduh di tengah masyarakat Desa Carenang.
“Itu orang sudah membuat gaduh, melakukan pembohongan publik serta pencemaran nama baik,” ujar Eris.
Berita sebelumnya, Eris menegaskan, pihaknya sangat bersyukur bila wilayahnya dibangun, namun sambung dia, alangkah eloknya, ada koordinasi dan komunikasi baik dengan pemangku kebijakan di wilayah sebelum kegiatan itu dilaksanakan agar pembangunan tersebut tidak berbenturan dengan kegiatan yang sudah direncanakan melalui RKPedes.
“Bukan melarang Pokir Dewan dibangun di desa Carenang, maksudnya biar tidak tejadi tumpang tindih. Ketika Pokir Dewan itu dibangun dititik yang sudah ditetapkan atau yang sudah diploting oleh desa, maka akan terjadi tumpang tindih, itu yang akan menjadi masalah,” ungkap Kades Carenang Eris Risharyadi saat dihubungi seusai didatangi oleh sejumlah warga di kantor nya.
Eris menjelaskan, pembangunan di Desa itu berdasarkan hasil musyawarah, baik itu musyawarah dusun (Musdus) maupun musyawarah Desa (Musdes). Dengan musyawarah itu lah menghasilkan rencana anggaran pendapatan dan belanja desa (RAPBDes).
“Ketika itu dibangun oleh Pokir yang sebelumnya tidak ada koordinasi atau komunikasi dengan desa maka pasti akan terjadi tumpang tindih,” terang Eris. (Han)
Editor : Burhanuddin.
Tinggalkan Balasan