Suarageram.co – Ratusan warga kampung Cengkok Desa Sentul Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang menggelar aksi demonstrasi di depan PT Sinar Logam Indonesia (PT SLI).
Aksi Demonstrasi ratusan warga itu lantaran dipicu oleh adanya pencemaran lingkungan akibat aktivitas perusahaan pengelola limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) milik PT Sinar Logam Indonesia (PT LSI).
Menurut keterangan warga setempat berinisial AB, aksi unjuk rasa ratusan ini sebelumnya sudah pernah terjadi terkait pencemaran lingkungan akibat limbah B3 perusahaan tersebut.
Saat ini ni kata dia, warga melawan, menolak adanya aktivitas perusahaan yang mengelola limbah B3.
“Iya bang, warga demo, melawan, menolak aktivitas pengelolaan limbah B3, lingkungan sudah tercemar, warga meminta aktivitas perusahaan ini ditutup,” ujarnya.
Dia bilang, warga mendesak pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang serius menyikapi persoalan ini karena menyangkut kesehatan dan keselamatan warga sekitar.
“Kesehatan dan keselamatan warga sekitar itu yang paling utama, kita tidak menolak adanya investasi, namun juga jangan mengabaikan lingkungan,” terang dia.
Ia mendesak Bupati Tangerang maupun Gubernur Banten untuk segera merespon dan menindaklanjuti persoalan pencemaran lingkungan ini.
Diketahui dalam unggahan video viral beberapa waktu lalu, puluhan warga kampung Cengkok Desa Sentul Kecamatan Balaraja mengeluhkan gangguan kesehatan, mulai dari sesak nafas hingga batuk berkepanjangan, serta sebaran debu membuat mata warga perih dan sakit.
Dikutip dari Antara, kuasa hukum warga Cengkok Ayub Kadriah menyampaikan, dugaan pencemaran lingkungan ini juga mengakibatkan beberapa warga setempat mengalami gangguan kesehatan.
“PT. SLI tidak mampu mengendalikan pencemaran berupa bahan baku produksi berupa limbah B3 abu zinc. Tersebarnya abu ke area warga diduga dari proses loading, unloading, dan pemindahan bahan dari gudang ke area produksi. Abu tidak hanya mengotori rumah, tapi juga membahayakan kesehatan warga,” jelas Ayub.
Lanjut dia, selain mengakibatkan gangguan kesehatan masyarakat, dampak pencemaran tersebut juga mengeluarkan sumber bau diduga dari proses pembakaran bahan baku dengan menggunakan batu bara. Selain itu sumber bising juga berasal dari suara vibrator dan pukulan godam untuk menurunkan hasil produksi yang menempel di cerobong.
“Suara bising seperti gemuruh halilintar dan pukulan besi mengganggu kenyamanan aktivitas warga,” ungkapnya.
Atas terjadinya dampak yang besar terhadap lingkungan, warga melalui kuasa hukumnya akan melaporkan seluruhnya ke Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan juga DPR RI agar bisa dilakukan penindakan secara tegas.
Tinggalkan Balasan