Suarageram.co – Usai dinyatakan hilang dan viral di media online, tas yang berisi handphone, dompet dan kunci motor milik salah satu karyawan PT Mayora Jayanti Kabupaten Tangerang Banten yang berinisial ISL, tiba tiba muncul kembali di loker.
Kejadian yang aneh, padahal sebelumnya, loker tersebut dalam kondisi kosong, bahkan pihak keamanan setempat pun tidak mengetahui keberadaan tas milik ISL.
Efek dari kejadian yang dinilai janggal itu, korban ISL pun didesak dan diminta untuk menghapus atau takedown berita.
Menyikapi hal itu, aktivis asal Jayanti, Alamsyah, menyayangkan peristiwa tersebut, menurut pria yang akrab disapa Bang Alam itu, kejadian kehilangan di area dengan sistem pengamanan super ketat seperti di PT Mayora seharusnya tidak mungkin terjadi begitu saja.
Alam pun mendesak pihak keamanan yang disajikan oleh PT Garda Utama Arthadarma sebagai penyalur tenaga security pada perusahaan produsen makanan dan minuman itu untuk membuka kamera pengintai atau CCTV agar peristiwa jelas dan transparan.
“Kita semua tahu, pengamanan di PT Mayora itu sangat ketat dan berlapis, bahkan dilengkapi CCTV di berbagai titik. Jadi, kalau sampai ada barang karyawan hilang di area loker, tentu patut dipertanyakan bagaimana sistem pengamanannya,” ujar Alamsyah kepada wartawan, Senin (20/10/2025).
Ujar Alamsyah, hal ini tak pernah terlintas dalam benaknya, usai dinyatakan hilang, tas beserta barang-barang milik ISL muncul kembali setelah ramai diberitakan.
“Kenapa setelah ramai di pemberitaan tiba-tiba tas itu muncul lagi? Aneh kan?,” tambahnya.
Alam menceritakan, berdasarkan keterangan yang diterima, ISL sempat dipanggil oleh Danru Security Perusahaan, dalam pertemuan itu, petugas keamanan itu menyampaikan bahwa hilangnya tas tersebut disebabkan oleh kesalahan ISL sendiri dalam menyebut nomor loker.
Pihak security menyebut ISL menyimpan barang di loker nomor 385, namun melaporkan kehilangan di loker nomor 386.
ISL kemudian diminta membuat pernyataan bahwa dirinya keliru dalam menyebut nomor loker.
Namun, kepada Alamsyah, ISL mengaku yakin bahwa ia menyimpan tasnya di loker nomor 386, karena hanya loker itu yang tidak terkunci saat ia menyimpan barang tasnya.
“Dia yakin loker yang dipakai itu nomor 386, karena yang lain semua terkunci,” ujarnya.
Peristiwa ini menimbulkan banyak tanda tanya, terutama terkait transparansi dan profesionalitas pengamanan internal PT Mayora dalam menangani laporan kehilangan di area kerja.
Aktivis menilai, manajemen perusahaan perlu memberi penjelasan terbuka agar tidak menimbulkan spekulasi negatif di kalangan karyawan maupun publik.
Tinggalkan Balasan