Suarageram.co – Meskipun sudah pernah di sidak oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) beberapa bulan lalu akibat pencemaran lingkungan melalui air di sungai Cirarab.
Namun hingga kini sungai yang melintasi beberapa Kecamatan di Kabupaten Tangerang itu tetap saja menjadi tempat yang aman bagi pengusaha untuk membuang limbah B3 di aliran sungai Cirarab.
Kondisi sungai tersebut saat ini sangat memprihatinkan, mengalir air yang berbusa, hitam pekat serta bau kurang sedap. Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) baik Provinsi Banten maupun DLHK Kabupaten Tangerang seolah nggak peduli dan tutup mata dengan kondisi air yang dibiarkan terus mencemari lingkungan.
Pasalnya, hingga saat ini belum terlihat upaya pemerintah Kabupaten maupun Provinsi Banten mengatasi pencemaran air tersebut.
“Kalau saja Pak Gubernur Andra Soni mau turun langsung terus rapihin sungai ini, pasti lebih bersih dan enak dipandang dan lingkungan juga tidak tercemar,” ungkap Gasrok pedagang kopi yang kerap berjualan di sekitar sungai Cirarab, Senin (25/8/2025), dilansir dari Portaldesa.co Selasa (26/8/2025).
Ia berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang maupun Pemerintah Provinsi Banten turun langsung melihat kondisi Kali Cirarab.
Menurutnya, jika kali dinormalisasi dan dijaga kebersihannya, masyarakat bisa kembali nyaman memanfaatkan lingkungan sekitar.
Warga mengaku melihat perubahan mencolok pada aliran sungai itu sejak sehari sebelumnya.
“Kemarin airnya cuma hitam saja, tapi pagi ini keluar busa,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu aktivis di Kabupaten Tangerang Ahmad Suhud mendesak Pemerintah untuk segera mencari solusi supaya air kali bisa kembali normal seperti dulu, minimal tetap jernih.
Sebab kata dia, dampak air sungai tercemar limbah B3 sangat merusak, bisa menyebabkan kematian biota air dan gangguan ekosistem, penurunan kualitas air minum yang berbahaya bagi kesehatan manusia alias menyebabkan penyakit.
Penurunan kualitas tanah dan lahan pertanian, serta dapat memicu konflik sosial akibat krisis pangan dan sumber daya. Limbah berbahaya juga menyebabkan air berbau, berwarna, dan berkurangnya oksigen di dalam air, yang memperparah kondisi lingkungan.
Tinggalkan Balasan