Suarageram.co – Lembaga sosial kontrol LSM PIK RATA menyebut, banjir yang kerap melanda wilayah Desa Gaga Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang bukan hanya soal sampah, namun kata ketua PIK RATA Saidi, puluhan bangunan liar (Bangli) yang berdiri kokoh di sepanjang saluran sekunder itu juga menjadi penyebab utama.
Kendati begitu, punggawa LSM PIK RATA itu mendesak pihak BBWS C2 untuk segera melakukan pembongkaran puluhan Bangli tersebut.
“Sebab Bangli itu berdiri di atas lahan milik BBWS C2, artinya itu kewenangan mereka, tinggal bagaimana pihak Balai melakukan koordinasi dengan Pemkab Tanggerang dalam hal ini Satpol PP,” terang Saidi, Kamis (31/7/2025).

Menurut aktivis senior di Kabupaten Tangerang ini, pihak Pemkab Tangerang tidak akan melakukan penertiban Bangli tersebut jika tidak ada perintah atau permintaan dari yang punya kewenangan.
“Nah sekarang pihak BBWS C2 punya nyali nggak untuk melakukan pembongkaran, jangan sampai publik menilai ada sesuatu disana sehingga pihak BBWS C2 terkesan tutup mata,” ujarnya.
Dikatakan Saidi, jika hanya sampah yang diangkat tanpa normalisasi saluran sekunder dan pembongkaran Bangli, maka persoalan banjir di wilayah tersebut tidak akan pernah beres.
“Kita apresiasi pihak BBWS C2 yang sudah melakukan pembersihan sampah pada saluran tersebut, namun pokok persoalan utama nya itu adalah Normalisasi dan penertiban Bangli, maka wajar saja pihak BBWS C2 dibilang kurang peduli,” tandasnya
Berita sebelumnya, Kepala Unit Pengelola Irigasi (UPI) pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane (C2) Ema menepis tudingan pihaknya kurang peduli soal banjir di wilayah Desa Gaga Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang Banten.
Kata Ema ada sejumlah kendala pada saluran air tersebut sehingga memicu terjadinya banjir yakni kata dia, Jembatan yang tak berizin maupun sejumlah bangunan liar (Bangli).
“Kendalanya untuk ruas saluran di Desa Gaga, Desa Kalibaru dan sebagian Desa Kohod adalah jembatan tidak berizin yang rendah dan bangunan liar di atas tanggul dan saluran yang menyumbat aliran air akibat sampah dan sedimen,” kata Ema kepada wartawan Sabtu (26/7/2025).
Tinggalkan Balasan