Suarageram.co – Pemerintah Kabupaten Tangerang menggelar rapat koordinasi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk membahas kesiapan jelang Hari Raya Idul Adha, yang dilaksanakan di Ruang Rapat Wareng, Gedung Bupati Tangerang, pada Senin (26/05/2025).
Setiap Dinas terkait hadir dan memaparkan kesiapan hingga pencegahan dini terkait hambatan menjelang Idul Adha.
Sebelumnya, pemerintah telah melakukan pemantauan terhadap harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang Idul Adha. Berdasarkan data yang ada, Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kabupaten Tangerang tercatat minus 3,91, yang berarti harga relatif stabil. Selain itu, harga-harga 11 komoditi pokok sebagian besar berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi harga pokok di Kabupaten Tangerang relatif terkendali.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Resmiyati Marningsih menjelaskan bahwa ketersediaan stok bahan pokok di Kabupaten Tangerang cukup memadai.
Data menunjukkan bahwa stok beras medium mencapai 82.071 ton, gula pasir 7.862 ton, minyak goreng curah 8.710.000 kg, dan lain-lain. Dengan ketersediaan stok yang cukup, maka harga-harga dapat tetap stabil dan tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
Ia mengungkapkan bahwa untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang Idul Adha, Kabupaten Tangerang telah melakukan beberapa strategi. Strategi tersebut antara lain pemantauan harga dan ketersediaan stok, pasar murah pada 3 Juni 2025 dengan komoditi gula pasir, tepung terigu, dan minyak goreng, operasi pasar bersama Bulog, sidak ke pasar dan SPBU, serta perawatan di SPBU yang dilalui jalur mudik.
“Kondisi saat ini di Kabupaten Tangerang relatif aman dan stabil. Stok LPG dan BBM cukup, distribusi aman dan efektif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kabupaten Tangerang akan terus berupaya untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang Idul Adha. Kondisi harga-harga yang relatif stabil dan ketersediaan stok yang cukup dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Asep Jatnika, bahwa pihaknya akan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban untuk memastikan bahwa hewan yang dikurbankan sehat dan bebas dari penyakit. Pemeriksaan ini dilakukan sebelum pelaksanaan pemotongan hewan kurban, yang disebut antemortem, dan setelah pemotongan, yang disebut post-mortem.
“Pemeriksaan kesehatan hewan kurban bertujuan untuk menjamin bahwa daging kurban yang dikonsumsi masyarakat aman, sehat, dan halal. Pemeriksaan ini juga untuk mencegah penyebaran penyakit hewan yang dapat menular ke manusia atau zoonosis. DPKP Kabupaten Tangerang telah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban dan menemukan beberapa sapi yang terindikasi adanya penyakit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku),” jelasnya.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa telah melakukan pengawasan terhadap penyakit lainnya seperti LSD (Lumpy Skin Disease) dan PPR (Peste des Petits Ruminants). Meskipun belum ditemukan kasus LSD dan PPR di Kabupaten Tangerang, DPKP tetap melakukan pengawasan dan pencegahan untuk memastikan keamanan pangan.
“Dalam pelaksanaan Idul Adha, DPKP Kabupaten Tangerang telah melepas 100 petugas pemeriksa hewan kurban dan melakukan pemeriksaan di 655 lapak dan 800 tempat pemotongan hewan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tidak ada kasus zoonosis, namun beberapa sapi terindikasi adanya parasit dan PMK. DPKP telah melakukan pengamanan, pengobatan, dan isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit,” ungkapnya.
Sc : Diskominfo Kabupaten Tangerang
Tinggalkan Balasan