Suarageram.coPeristiwa pelecehan seksual yang terjadi di dalam lingkungan yayasan pendidikan SMA Cendikia Al Falah desa Sukamanah Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang terus menjadi sorotan publik.

Selain peristiwa pelecehan seksual yang menjadi sorotan, dugaan intimidasi pun menjadi momok yang menakutkan bagi korban maupun bagi keluarga nya.

Hal itu diketahui berdasarkan keterangan dari Tiktoker Nenden Ayuu saat ditemui di kawasan Puspemkab Tangerang beberapa waktu lalu.

Ia bilang, saat ini keluarga korban sangat tertutup soal informasi, padahal peristiwa tersebut korban yang mengadukan. “Asli, kami menduga korban sudah diintimidasi oleh pihak sekolah, maka dari itu kami akan terus mendorong kasus ini untuk diproses hukum,” ujarnya.

Atas peristiwa itu kata dia, salah satu korban mengalami gangguan psikis.

Sementara itu aktivis sosial kontrol ahmad Suhud mengutarakan hal yang sama, ia pun menduga pelaku melakukan berbagai upaya untuk membungkam korban.

“Sudah pasti korban diintimidasi,” ujar Suhud.

Yang lebih mencengangkan lagi, kata Suhud, pihak pemerintah Kabupaten Tangerang melalui DP3A Kabupaten Tangerang pun tak diberikan akses penuh oleh pihak sekolah.

“Ada upaya menghambat tugas pihak DP3A untuk melindungi korban, mereka tidak memberikan data yang lengkap, padahal tujuan DP3A itu untuk memberikan trauma healing kepada korban sehingga tidak mengalami gangguan mental atau psikis yang berkepanjangan,” terang Ahmad Suhud seusai mendatangi kantor DP3A pada Rabu (12/3/2025).

Salah satu bukti kata Suhud, pada saat diundang ke kantor DP3A untuk dilakukan Asesmen korban, pihak yang diundang tidak datang, termasuk korban, hal ini kuat dugaan adanya intimidasi terhadap korban, padahal itu sangat penting.

“Asesmen terhadap korban pelecehan seksual itu penting dalam pengumpulan informasi untuk memahami kebutuhan dan permasalahan korban,” terang Suhud.

Kendati demikian, ia akan mendorong persoalan ini ke pihak kepolisian untuk diproses lebih lanjut.