Suarageram.co – Viral di medsos instagram, seorang pedagang sapi mengaku asal NTB menangis lantaran utang sapi senilai 290 juta belum dibayarkan oleh oknum kepala Desa (Kades) Mander Kecamatan Bandung Kabupaten Serang Banten.

Dilansir dari akun Instagram Fakta_banten, peristiwa itu terjadi sejak 2024 lalu dan hingga kini belum juga dibayarkan oleh oknum Kades yang diketahui bernama Edo Saefudin.

Diketahui, kala itu Kades Edo membeli 16 ekor sapi senilai 290 juta dengan DP 20 juta rupiah, meskipun ada perjanjian untuk melunasi pada Agustus 2024, namun oknum Kades itu masih juga belum membayar hingga 2025.

Akibatnya, hampir 1 tahun pedagang sapi asal NTB itu tak berani pulang kampung karena faktor tersebut. Sementara saat ini, untuk hidupnya ia menjadi tukang rawat sapi di tempat orang.

Video ini kemudian menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @dhemit_is_back01 pada Kamis (4/6/2025).

Kisah viral ini mengundang keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk kalangan aktivis. Salah satunya adalah aktivis senior yang juga CEO Geram Grup, Alamsyah. Ia menyayangkan peristiwa ini bisa terjadi dan berharap agar permasalahan tersebut segera diselesaikan secara baik-baik.

“Sebaiknya ini dapat segera diselesaikan dengan musyawarah. Saya yakin, jika ada niat baik, pasti ada jalan kemudahan. Apalagi kita semua tahu keuntungan pedagang sapi atau kambing itu tidak seberapa,” ujar Alamsyah, Minggu (8/6/2025).

Menurutnya, sangat disayangkan jika hasil jerih payah pedagang kecil justru tidak dibayar, padahal belum tentu modal yang digunakan adalah uang sendiri.

“Kita kan tidak pernah tahu dari mana modal para pedagang sapi ini. Bisa jadi mereka pinjam atau berutang. Kalau tidak dibayar, kasihan juga,” tambahnya.

Dari sejumlah pemberitaan media, kades yang disebut belum membayar pun mengaku dirinya tertipu. Namun, Alamsyah menilai hal itu bukanlah alasan untuk tidak menyelesaikan tanggung jawab kepada pedagang.

“Kalau memang merasa tertipu, ya laporkan saja. Tapi bukan berarti tidak menyelesaikan kewajibannya pada pedagang. Apalagi ini kan sudah dari tahun 2024, seharusnya bisa dicicil atau diupayakan jalan keluarnya. Kalau sampai viral begini, kan malu juga ditonton jutaan orang se-Indonesia,” tegasnya.

Kasus ini memunculkan gelombang empati dari warganet dan masyarakat, terutama karena pedagang sapi tersebut tampak begitu sedih dalam video yang beredar. Banyak pihak berharap aparat dan pihak terkait bisa turut membantu memediasi permasalahan ini agar tidak berlarut-larut.

Pemerintah Kabupaten Serang hingga Gubernur Banten pun diminta untuk dapat membantu memberikan solusi persoalan Kades tersebut.